Kenakalan Remaja Tidak Hanya Selesai Dengan Nasihat/Ceramah, Namun Melalui Ajaran yang Positif, Kreatif dan Inovatif (Bagian dua)

Oleh : Ahmad Basori (Pemerhati Sosial Politik)

TANGERANG | BANTEN, Suaramedia.id – Dari cerita guru saya di bagian pertama tulisan ini, awalnya saya tidak begitu tertarik dan cuek saja. Sebuah solusi yang  biasanya saja dan tidak menarik. Namun setelah saya terjun langsung di lapangan, diamanahkan sebagai ketua remaja masjid dan organisasi pelajar, konsep itu akhirnya saya uji cobakan dan hasilnya konsep itu cukup efektif dalam mengatasi permasalahan remaja.

Saat ini saya sudah detailkan cerita itu dalam 3 konsep utama untuk menguatkan solusi dalam mengatasi permasalahan kenakalan remaja.

Pertama konsep pengalihan, bermain bola rupanya mengalihkan kegiatan buruk mereka, setiap sore biasanya nongkrong, udud, nyekek botol berganti bermain sepak bola. Malamnya mereka kecapean tidur pulas tidak kuat melawan kantuk, batal untuk begadang. 

Konsep ini sangat mudah dan sederhana, ketika saya di tanya bagaimana cara menghilangkan kecanduan main game anak saya pa? Maka saya jawab, suruh anak ibu ke lapangan bola. Main bola disana.

Kedua,  budaya pertemanan, permainan sepak bola yang difasilitasi oleh guru itu rupanya membangun budaya pertemanan. Jika anda mengajak mereka untuk mengaji, sholat di masjid pastinya mereka akan menolaknya. Karena mereka menganggap yang dihadapannya tidaklah sama dengannya dari cara berpakaian, bicara dan kebiasaannya. 

Mereka menganggap yang di hadapannya adalah musuh yang mengancam kesenangan dirinya. Maka mereka akan melakukan perlawanan dan penolakan. 

Berbeda halnya ketika mereka bermain bersama di lapangan bola, mereka memiliki kesamaan yaitu sama-sama hobi bola. Maka di lapangan bola itulah jarak antara mereka dengan ustazd, tokoh, dengan orang baik hancur, mereka kini dekat,  bersahabat dan berteman.

Maka jika mereka di ajak untuk mengaji pastinya mereka akan ikut karena sudah tidak malu, ada temannya, ada sahabatnya.

Baca Juga..!  Melalui Dana Desa, Program Jalan Kp. Sura Mekar Baru di Bangun

Ketiga, konsep komunitas, pernahkan anda merasa aneh dengan seseorang hobi mancing seharian suntuk duduk menunggung kail pancingnya di samber ikan dari pagi sampai sore?

Bagi yang tidak hobi, mancing itu merupakan sesuatu yang membosankan dan tidak menarik. 

Lain lagi dengan seseorang yang senang melihat pertandingan sepak bola. Mampu bergadang sampai pagi hanya untuk menyaksikan jagoan tim bolanya bertanding? Yang tidak hobi bola lebih memilih tidur dan melihat hasilnya saja besok pagi.

Dari contoh itu, tentunya kita bisa ambil kesimpulan bahwa sesuatu yang sudah menjadi hobi maka apapun akan dilakukannya demi hobinya itu dapat tersalurkan.

Maka membentuk komunitas ini adalah sebuah jembatan pertama untuk mengarahkan remaja kepada kebaikan dan meninggalkan kegiatan negatif.

Di mushollah daerah rumah saya strategi komunitas ini dijadikan strategi awal untuk anak-anak aktif ikut pengajian.

Anak-anak disana diajak untuk mengikuti kegiatan bela diri beksi, ada 20 anak yang ikut. Setelah mereka senang dan suka berlatih beksi mereka diarahkan untuk membentuk pengajian remaja Mushollah. 

Mereka patuh bukan karena senang mengaji tetapi karena senang beksi dan menghormati pembinanya. Tetapi lambat laun mereka pada akhirnya terbiasa dan senang juga mengikuti pengajian.

Di masjid tempat saya tinggal organisasi remaja masjid kegiatannya tidak hanya pengajian toook saja. 

Mereka membuat organisasi underbow nya sesuai dengan kegiatan hobinya. Persatuan Remaja Islam Masjid Al-Mukhlisin (PRIMA) memiliki komunitas sepak bola (Prima FC), Pecinta Alam (Prima Pala), Komunitas Prima Hadroh, Marawis, komunitas kumpulan anak-anak lulusan SMK jurusan multimedia yang tergabung dalam Tim Media Al-Mukhlisin.

Semua kegiatan dan komunitas remaja diharuskan berada di bawah nanungan masjid. Agar kegiatan remaja dapat diarahkan untuk mengaji dan memakmurkan masjid. 

Baca Juga..!  Kasus Positif Corona di Sumenep Bertambah, Wakil Ketua DPRD : Upaya Pemkab Tidak Maksimal

Hasilnya membentuk komunitas di bawah nanungan masjid memang cukup efektif dalam mengurangi kenakalan remaja.

Oleh karena itu, Memfasilitasi hobi mereka memang cara ampuh menangkal kenakalan remaja. Sibukkan remaja dengan kegiatan positif karena masa depan agama dan bangsa ini ada di tangan mereka. Sebuah strategi yang sederhana tetapi memiliki dampak yang luar biasa. 

(Bas – Zk’75)

Facebook Comments