Kasus Positif Corona di Sumenep Bertambah, Wakil Ketua DPRD : Upaya Pemkab Tidak Maksimal

SUMENEP | JATIM, suaramedia.id – Penambahan jumlah kasus positif corona di Kabupaten Sumenep dari semula 4 kasus menjadi 11 kasus positif mendapat perhatian dari sejumlah kalangan.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sumenep, Indra Wahyudi, SE, M.Si, menyayangkan penambahan kasus positif itu. Menurutnya, dengan alokasi anggaran percepatan penanganan penyebaran covid-19 yang mencapai 95 Milyar, mestinya tenaga medis dan petugas jaga posko pantau covid-19 di perbatasan-perbatasan tak mengeluh soal insentif dan kurangnya alat pelindung diri (APD).

“Upaya pemkab dalam meminimalisir potensi penularan COVID-19 itu harus diimbangi dengan fasilitas yang memadai terhadap tenaga medis. Berikan insentif yang layak pada petugas jaga dan petugas medis di lapangan dan rumah sakit. Jangan terjadi lagi tenaga medis yang mengeluh kekurangan APD. Apalagi sekarang jumlah kasus positif bertambah menjadi 11 orang”, ujar Indra kepada suaramedia.id, Kamis (28/05/2020).

Dia menyayangkan pihak Pemkab yang seringkali beralasan kesulitan dalam pengadaan APD. Padahal menurutnya, saat ini banyak pabrik dan perusahaan dalam negeri yang telah memproduksi APD.

“Makanya, sekali lagi saya berharap kepada pemkab Sumenep, jangan beralasan kesulitan dalam pengadaan APD. Yang saya tahu, APD ini telah banyak disediakan oleh perusahaan dalam negeri. Tinggal mereka proaktif melakukan konfirmasi pada perusahaan-perusahan itu”, ucap dia.

Politisi asal partai Demokrat ini juga menekankan pentingnya kesadaran kolektif terkait kepatuhan setiap elemen masyarakat terhadap protokol kesehatan COVID-19 dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih, tidak ada kepastian kapan akhir dari pandemi ini. Bahkan, ia mengutip pendapat World Health Organization (WHO) yang memprediksi pandemi corona ini akan berlangsung dalam kurun waktu 2 Tahun.

“Yang tidak kalah penting, mari kita bangun kesadaran kolektif. Dalam arti jangan sampai nanti pemerintah memberikan penekanan yang luar biasa dalam pencegahan COVID-19, tetapi kurang terbangun kesadaran dari masyarakat. Misalnya, ke pasar masih tidak pakai masker. Ke masjid tidak pakai masker. Ini kan faktor kurangnya kesadaran. Padahal, kita tak tahu kapan covid-19 ini akan berakhir. Hanya menurut saya, seperti juga prediksi WHO kemungkinan dalam 2 Tahun ke depan”, ujar dia.

Baca Juga..!  Bantu Warga Terdampak Corona, Polres Klaten dan Kodim 0723 Bersama Relawan Dirikan Dapur Umum‎

Indra mengharapkan kepada pemkab Sumenep untuk segera menyiapkan paket kebijakan sebagai antisipasi dari keputusan pemerintah pusat yang akan menerapkan New Normal, sehingga masyarakat Sumenep nantinya dapat dengan mudah dan cepat beradaptasi.

“Kedepan pemkab juga harus menyesuaikan dengan kebijakan New Normal yang akan ditetapkan oleh pemerintah pusat. Jika dulu masyarakat kita bekerja tanpa masker, maka dengan New Normal ini, warga Sumenep harus mulai membiasakan diri keluar rumah dengan memakai masker”, pungkasnya.

(Msr)

Facebook Comments