Guna Menciptakan Jurnalistik Berkualitas, Dalam Menulis Diperlukan Proses Kreatif



JAKARTA | INDONESIA, suaramedia.id – Memperingati hari buku nasional yang telah dilaksanakan tanggal 17 bulan Mei 2021, Komunitas Penulis Penerbit Buku Kompas kamis (20/5) mengadakan Seminar Online untuk Ngobrol bareng terkait kepenulisan.

Untuk mengupas hal tersebut awak suaramedia.id, mendapatkan undangan seminar yang bertemakan “Ngobrol Proses Kreatif Penulis” yang diselenggarakan oleh “Komunitas penulis penerbit buku kompas” (KP-PBK).

Dalam kalimat pembuka host acara menerangkan, awalnya komunitas penulis PBK ditujukan khusus bagi penulis dan editor kompas. Namun pada perkembangan akhir, komunitas ini terbuka untuk masyarakat umum, mahasiswa, pelajar serta jurnalis juga penulis yang ingin mengupdate proses kreatif kepenulisannya. Acara tersebut, diselenggarakan untuk yang ke 16 kali dilangsungkan pada hari ini Kamis (20/5) yang dibuka oleh host Amanda Setiorini (Rini) penulis buku Traveling dan co-host A.Bobby PR (Boby) sebagai penulis biografi.

Sebelum seminar berlangsung, acara diawali sambutan oleh P.Tri Agung Kristanto sebagai wakil pemimpin redaksi kompas.

Hadir selaku pembicara dalam seminar ini adalah Victoria Tunggono yang akrab disapa Tori sebagai Penulis fiksi – nonfiksi yang memberikan beberapa pengalamannya terjun dalam dunia kepenulisan. Tori menyampaikan bagaimana awalnya dia nyaman dengan dunia kepenulisan karena kelemahan dirinya untuk menyampaikan pesan atau info dalam bentuk verbal. Dimasa-masa sekolah Tori seringkali menyampaikan segala keinginan dan pendapat dalam bentuk tertulis. Ini juga ketika Tori menyampaikan pendapat kepada keluarga terutama Ibunya ujarnya.

Ditambahkan Tori melalui tulisan dia bisa leluasa menyampaikan pesan yang diinginkan. Terlepas penerima pesan itu setuju atau tidak dengan pendapatnya. Tulisan juga bisa mengubah persfektif orang dari negatif menjadi positif.

Dalam sesi tanya jawab, suaramedia.id mengajukan pertanyaan bagaimana menjaga ide dan juga merawat semangat dalam kepenulisan? Tori memberikan tips agar saat menulis, penulis harus melupakan dunia diluar dirinya. Artinya penulis harus fokus sehingga dia bisa masuk kedalam tulisannya dan menjadi jiwa dalam apa yang ditulisnya katanya.

Ditambahkan olehnya penulis harus bisa meluangkan waktu khusus dan melupakan sekitarnya saat sedang menuangkan ide diatas kertas atau media tulis. Tori mengistilahkan dengan ungkapan “Mindfulness”. Saat akan menulis, teruslah menulis saja, jangan berfikir atau memiliki perasaan takut dengan fikiran apakah tulisan kita dibaca atau tidak. Dalam proses kepenulisan yang penting adalah kita sudah menelurkan satu karya originalitas dari dalam diri kita. Tori menambahkan bahwa dia sering melakukan meditasi (mengosongkan fikiran) saat ingin fokus menuangkan ide dalam tulisannya.

Lebih lanjut dikatakan Tori, penulis jangan mudah patah semangat saat tulisan belum diapresiasi. Sebab tujuan menulis bukan untuk mengejar pujian. Tulisan merupakan jati diri, aktualisasi penulisnya. Melalui tulisan, kita bisa mengenal diri kita dengan membaca ulang apa yang sudah kita tulis. kemudian merenungkan kembali atas apa yang sudah kita catat, tulisan adalah cerminan fikiran kita yang bisa kita lihat berulang kali untuk evaluasi diri, situasi batin dan jiwa terangnya.

Akan lebih baik dan mantap jika kita sebagai penulis memiliki minat serta waktu untuk banyak membaca karya orang lain sebagai referensi. Dengan membaca karya lain, kita bisa menjaga bahasa dan sastra juga memperkaya kosakata sehingga kita bisa membentuk kekuatan diri juga menonjolkan citra yang khas diri kita dalam karya tulisan.

Dalam sela-sela pembicaraan, Boby selaku Co-Host menambahkan tulisan (buku) bisa sangat abadi. berbeda dengan (hanya) kata-kata saja yang bisa lewat, bahkan hilang. Buktinya tulisan itu abadi adalah tulisan yang berisi ide para filsuf atau juga naskah yang banyak ditemukan yang berisi literatur berharga dari masa-kemasa.

Dalam sesi penutupan seminar melalui Web ini Suaramedia.id sempat membaca beberapa tips proses kreatif dalam menulis dari seminar sesi sebelumnya antara lain hal-hal yang harus dilakukan dalam kepenulisan :

selalu lakukan verifikasi sumber dan dokumen autentik lainnya.Akan lebih bagus, jika terjun langsung (kerja) lapangan

Menulis adalah tentang mengumpulkan bahan kemudian menuliskannya dengan runut dan runtut, lalu menyajikannya dengan menarik.

Jangan cepat merasa puas dengan hasil tulisan. Usahakan setiap hari menulis minimal satu baris.

Seperti latihan violin, piano, penulis harus rajin melatih keterampilan menulis. Dengan itu akan menghasilkan “gaya suara” tersendiri.

Menulis jangan tergesa-gesa, seperti wine yang semakin lama disimpan akan semakin enak.

Karya tulis harus dibaca ulang, sehingga lama-kelamaan akan muncul pola (pattern).

Menulis itu seperti membuat perhiasan dari emas. Berhati-hati untuk membuat karya bermutu tinggi. Dan jangan bosan untuk mempelajari segala hal setiap hari (Learning everything everyday).

Seminar ini berlangsung lebih dari 2 jam dimulai pada pukul 14.00 WIB dengan dihadiri oleh lebih dari 50 peserta dari berbagai kota dan provinsi. Sesi terakhir ini KP-PBK membagikan beberapa buku sebagai souvenir kepada beberapa penanya Aktif tutupnya.

(N.Nurzikri)

Facebook Comments
Baca Juga..!  Rampung Awal Juli, Progres Renovasi Masjid Istiqlal Telah Mencapai 90 Persen