Waduk Nusa Dua Overload! Menteri PU Turun Tangan!

Waduk Nusa Dua Overload! Menteri PU Turun Tangan!

suaramedia.id – Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, langsung meninjau Waduk Muara Nusa Dua di Bali pada Sabtu (20/9). Kunjungan ini menyusul banjir besar yang melanda Pulau Dewata awal bulan ini, yang salah satu penyebabnya diduga kuat adalah waduk tersebut. Dody menyatakan, evaluasi menunjukkan tumpukan sampah yang signifikan di waduk sebagai faktor utama bencana. "Hujan lebat, pasang naik, dan sampah yang menyumbat waduk terjadi bersamaan. Itu masalah besar," tegasnya.

Tinggi sedimentasi di waduk juga menjadi perhatian serius. "Sedimentasi sangat tinggi, sehingga pengerukan mutlak diperlukan," ujar Dody. Namun, proyek pengerukan yang diperkirakan membutuhkan pengangkatan ratusan ribu kubik sedimen ini membutuhkan perencanaan matang. "Kita harus diskusi dengan Gubernur dan Bupati setempat terkait pembuangan sedimen agar tidak merusak lingkungan," tambahnya.

Waduk Nusa Dua Overload! Menteri PU Turun Tangan!
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Pengerukan terakhir waduk dilakukan pada 2019. Dody menekankan pentingnya pengerukan untuk mencegah terulangnya banjir. "Saya khawatir jika hujan deras kembali dan pasang naik, pintu waduk tak bisa dibuka, air tak bisa dibuang. Itu yang dikhawatirkan," jelasnya. Sebagai solusi jangka pendek, selain pengerukan, Dody berharap masyarakat mengurangi kebiasaan membuang sampah ke sungai.

Kondisi waduk sendiri aman pascabanjir, namun sampah yang menumpuk menjadi masalah utama. Dody menyebutkan, sementara waktu sampah akan diangkut ke TPA Suwung hingga Desember 2025. Hasil pengerukan sementara berupa pasir juga akan didiskusikan pembuangannya dengan Gubernur Bali. Proses pengerukan diperkirakan memakan waktu hingga satu tahun.

Balai Wilayah Sungai (BWS) melaporkan telah membersihkan sekitar 60 ton sampah per hari dalam sepekan terakhir. "Sekitar 12 truk per hari, masing-masing sekitar 5 ton," kata Dody. Ia menegaskan komitmen untuk memaksimalkan upaya pencegahan banjir agar kejadian serupa tak terulang. Koordinasi dengan Gubernur Bali menjadi kunci utama dalam mengatasi masalah ini.

Sebelumnya, banjir yang terjadi pada Rabu (10/9) telah menewaskan 18 orang di Bali, dengan 12 korban di Kota Denpasar, tiga di Kabupaten Gianyar, dua di Kabupaten Jembrana, dan satu di Kabupaten Badung. Empat orang lainnya masih dalam pencarian, menurut Kepala UPTD Pengendalian Bencana Daerah BPBD Provinsi Bali, I Wayan Suryawan.

Bayu Nata
Author: Bayu Nata

jurnalis di Suara Media yang fokus pada isu-isu sosial-politik dan tata kelola pemerintahan daerah. Tulisannya sering menyoroti kebijakan yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat dan perkembangan dinamika politik di tingkat regional.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar