suaramedia.id – Operasi pencarian dan penyelamatan korban longsor di tambang Galian C Gunung Kuda, Cirebon, Jawa Barat, resmi dihentikan Kamis (5/6) pukul 16.30 WIB. Keputusan berat ini diambil setelah rapat koordinasi dan evaluasi menyeluruh dari berbagai pihak, termasuk keluarga korban.

Related Post
Hasil asesmen gabungan BNPB, PVMBG, dan engineer PT. Indocement menggunakan UAV Thermal dan pemetaan risiko menunjukkan penurunan tanah signifikan. Tercatat penurunan tanah hingga 20 cm di atas Worksite B, mengindikasikan kondisi tanah yang sangat tidak stabil dan membahayakan tim SAR. BNPB pun mengimbau masyarakat menjauhi area longsor karena potensi bahaya yang masih tinggi. Warga di sekitar lereng dan perbukitan diminta waspada, terutama saat hujan lebat atau gempa. Evakuasi mandiri disarankan jika hujan berlangsung lebih dari satu jam.

Berdasarkan paparan teknis dan prioritas keselamatan, operasi pencarian dihentikan. Keputusan ini disepakati bersama Bupati Cirebon, Forkopimda, Basarnas, Inspektur Tambang Kementerian ESDM, PT. Indocement, dan keluarga korban. SMC secara resmi menghentikan operasi pukul 16.30 WIB, dan seluruh tim SAR kembali ke kesatuan masing-masing.
Hingga Kamis sore, longsor di Gunung Kuda telah menelan 31 korban jiwa. Enam orang selamat, 21 meninggal dunia, dan empat lainnya belum berhasil dievakuasi. Operasi penyelamatan melibatkan 773 personel dari berbagai instansi dan organisasi, didukung peralatan berat dan teknologi canggih, termasuk tiga anjing pelacak K-9.
Hasil kajian Inspektur Tambang ESDM dan data dari peralatan Total Station PT. Indocement menunjukkan penurunan bidang gelincir yang mengkhawatirkan. Pada 4 Juni, terjadi penurunan 4 meter, dan pada 5 Juni terjadi penurunan tambahan 2,5 meter di atas Worksite B. Kondisi tanah yang sangat labil memaksa isolasi area dengan radius 350 meter untuk keselamatan semua pihak. (vws)










Tinggalkan komentar