Pecalang Pura Kertajaya Tangerang, Mengamankan Serta Menertibkan Jalannya Upacara Melasti di Pantai Tanjung Pasir

KABUPATEN TANGERANG, Indonesia memiliki kearifan lokal dengan ciri khasnya masing-masing. Seperti halnya Bali yang begitu kental dengan tradisi dan budayanya. umat Hindu Tangerang melaksanakan upacara Melasti di pantai tanjung pasir Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Minggu (03/03/2024)

Tahun Saka atau Hari Nyepi bagi umat Hindu, identik dengan pelaksanaan Catur Brata Penyepian sebagai sebuah momentum untuk introspeksi atas hal-hal yang telah dilalui selama setahun ke belakang serta memulai kembali kehidupan ke depannya dengan hati yang bersih.

Melasti merupakan upacara yang dalam agama Hindu bertujuan untuk mensucikan diri baik lahir maupun batin. Upacara ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali dalam rangkaian dari Hari Raya Nyepi di Bali.

Melasti dalam Lontar Sunarigama dan Sanghyang Aji Swamandala yang dirumuskan dalam bahasa Jawa Kuno menyebutkan bahwa Melasti meningkatkan Sraddha dan Bhakti untuk pada Dewata menifestasi Tuhan Yang Maha Esa untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa serta mencegah kerusakan alam.

Di balik perbedaan waktu upacara melasti tersebut, tujuan utama dari melasti itu tetap sama yakni pembersihan atau penyucian jagat (bumi) menjelang hari suci Nyepi.

I Nyoman Nariana salahsatu peserta upacara Melasti menjelaskan Sejatinya pelaksanaan upacara melasti bertujuan untuk meningkatkan rasa bhakti kepada Tuhan agar senantiasa diberikan kekuatan, menghanyutkan segala penderitaan masyarakat, menghilangkan kotoran yang ada dalam diri, serta kerusakan alam semesta.

“Secara filosofis, melasti merupakan kegiatan menyucikan bhuana agung dan bhuana alit. Termasuk membersihkan dan menyucikan pratima atau yang lainnya yang berada di semua pura. Disucikan ke pusat-pusat tirta amerta suci, yaitu di antaranya ke laut karena laut merupakan sumber tirta amerta,” Ucap Nyoman Nariana

Jika diartikan secara sederhana, upacara melasti secara filosofis memiliki arti atau makna yaitu nunas (meminta) tirta amerta, penyucian bhuana agung (alam semesta) dan bhuana alit dalam menyambut tahun baru saka, tepatnya pada tanggal satu sasih kadasa yaitu hari raya Nyepi.

Baca Juga..!  Kabupaten Lebak Belajar TPID Ke Kabupaten Bangli

Dari kutipan lontar tersebut, Melasti memiliki tujuan bagi kehidupan. Diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Ngiring prewatek dewata

Artinya adalah upacara Melasti didahului dengan memuja Tuhan dengan segala manifestasinya. Hal ini bertujuan untuk mengikuti tuntunan pra dewa sebagai manifestasi Tuhan. Dengan begitu maka manusia akan memiliki kekuatan suci saat hidup di dunia. Para dewa disimbolikan hadir mengelilingi desa, sarana pretima dengan segalan abon-abon Ida Bhatara.

  1. Anganyutaken laraning jagat

Artinya adalah menghanyutkan penderitaan masyarakat. Sehingga upacara Melasti bertujuan untuk memotivasi umat dalam menghilangkan berbagai macam penyakit sosial seperti kesenjangan antar kelompok, permusuhan, wabah penyakit, dan lain sebagainya. Dengan begitu penyakit sosial diharapkan dapat dihilangkan dari umat.

  1. Papa kelesa

Artinya adalah Melasti memiliki tujuan untuk menuntun umat untuk menghilangkan kemapanan secara individual. Terdapat lima keleas yang dapat membuat orang papa yakni kegelapan atau mabuk, egois atau mementingkan diri sendiri, pengumbaran hawa nafsu, pemarah atau mendendam, dan raa takut tanpa sebab. Kelima kelesa tersebut harus dihilangkan untuk membuat seseoarang tidak menderita.

  1. Letuhing bhuwana

Artinya adalah alam kotor. Upacara Melasti memiliki tujuan untuk meningkatkan umat Hindu untuk melestarikan alam lingkungan atau dengan bahasa lain adalah menghilangkan sifat manusia yang dapat merusak alam lingkungan. Di Bali hal ini menjadi tradisi yang harus dijaga untuk menjaga alam.

  1. Ngamet saringing amerta ring telenging segara

Artinya adalah mengambil sari-sari kehidupan di tengah lautan. Tujuan Melasti adalah mewuhudkan ritual sakral untuk membangun kehidupan spiritual untuk hidup yang lebih seimbang lahir dan batin.

Sementara, disela-sela kegiatan ini terlihat beberapa tim dari bapak-bapak dan anak muda yang memakai seragam bertuliskan PECALANG yang sedang sibuk mengatur serta menertibkan kegiatan tersebut

Baca Juga..!  LSM GP2B, Kritik Pengadaan Belanja Peralatan Sound System Pada Sekretariat DPRD Kota Tangerang

Wayan Putu Sunarta ketua pecalang pura Kerta jaya Tangerang menjelaskan apa itu Pecalang.

“Dalam Bahasa Bali, pecalang diambil dari kata “celang” yang artinya tajam indranya. Pecalang adalah polisi tradisional yang bertugas menjaga, mengamankan, menertibkan desa, wilayah, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun upacara adat atau keagamaan, “ucap Wayan

(Ae)

Facebook Comments