LEBAK | BANTEN, suaramedia.id – Madnur Raffa, Balita berusia 3 tahun, anak dari pasangan Ace Sururi dan Wati Susilawati, sudah hampir dua tahun ini mengidap penyakit Hirschsprung (tidak memiliki syaraf di anus’red). Mereka adalah warga Kampung Wanasari, Desa Sukatani, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Orangtua Madnur Raffa tak mampu membiayai pengobatan, yang mana penghasilan mereka hanya mengandalkan hasik berjualan soto di Pasar Binuageun, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, dan Pihak keluarga berharap uluran tangan dari para Dermawan.
Wati Susilawati, ibunda Madnur Raffa menceritakan, pada usia satu tahun anaknya mengalami perut kembung disebabkan sulitnya untuk Buang Air Besar (BAB) hingga menimbulkan garisan urat-urat biru dibagian perutnya dan sekarang ususnya keluar.
“Saat itu sudah sempat dioperasi, pada tahun 2019, seharusnya masuk lagi untuk tindak lanjutnya tapi pihak rumah sakit menyarankan jangan ke rumah sakit dulu karena pandemi takut tertular, makanya saya juga takut jadi tidak dilanjutkan lagi pengobatannya,” ujarnya, Selasa (8/6/2021).
Karena kurang mampu, lanjut Wati, ia dan keluarganya hanya bisa mengobati Madnur Raffa di rumah dengan kemampuan seadanya. Namun, hal itu ternyata tidak bisa menyembuhkan penyakit anaknya tersebut.
Bahkan, kata Wati, saat ini hampir setiap hari anaknya tersebut mengalami kesakitan dibagian perut yang ususnya keluar.
“Kami sangat berharap anak kami ini bisa dibawa berobat ke rumah sakit. Tapi bagaimana bisa, karena kami tidak memiliki biaya. Untuk makan sehari-hari saja kami pas-pasan,” ungkap Wati sambil meneteskan air mata.
“Saat ini kami hanya bisa pasrah dan berharap adanya uluran tangan baik dari pemerintah atau donatur sehingga anak kami ini bisa terobati,” harap Wati yang didampingi oleh Acih, Relawan sekaligus kader kesehatan Desa Sukatani.
Mendapat informasi adanya seorang anak penderita Hirschsprung, yang kini terbaring dalam keadaan sakit dan butuh uluran tangan, Danramil 0313/Malingping, Kapten Arm Zainul Arifin langsung mengunjungi kediaman Madnur Raffa dan kordinasi dengan pihak Desa Sukatani dan Muspika Kecamatan Wanasalam.
“Mendapat informasi tersebut sangat mengusik naluri kemanusian saya, untuk itu saya kordinasi dengan pihak muspika dan desa, untuk tindak lanjutnya” ujar Kapten Arm Zainul Arifin.
Di tempat yang sama, Haji Sukanta, Camat Wanasalam mengatakan bahwa pihaknya langsung mengkondisikan dengan pihak puskesmas Binuangeun.
“Kami sudah konsultasi dengan pihak Puskesmas, untuk sementara BPJS nya diaktifkan lagi dan segala tunggakkan BPJS sudah dibayar oleh Kepala Desa Sukatani,” kata Camat Wanasalam.
Lebih lanjut Camat Wanasalam mengatakan, untuk teknis pemeriksaan dan lain sebagainya diserahkan ke pihak Puskesmas, nanti mau dirujuk kemana tergantung dari pihak Puskesmas.
Nana Asyiri, Kepala Desa Sukatani secara sigap menanggapi kondisi ini dengan membantu membayarkan tunggakan BPJS agar bisa diaktifkan kembali.
“Kami selalu siap dari pihak pemerintah Desa Sukatani untuk berupaya bagi pengobatan Madnur Raffa, karena ini adalah tanggung jawab kita semua,” ujar Kades Sukatani.
Ketua Yayasan Respek Peduli Lebak Ima Humairo kepada awak media melalui saluran telepon mengatakan, mulai besok Rabu (9/6/2021) akan mendampingi Madnur Raffa ke RSUD Malingping untuk penanganan pengobatannya.
“Kami dari Respek Peduli Lebak bersama para relawan kesehatan lainnya akan mendampingi adik Raffa, dan mengajak para dermawan untuk saling membantu dan peduli,” pungkasnya.
Pewarta : ( Jaya k )
