Akibat Kelangkaan Pupuk, Petani di Beberapa Kecamatan Gagal Panen

TANGERANG | BANTEN,suaramedia.idAkibat imbas kelangkaan pupuk dan tingginya harga pestisida, memaksa petani Kampung Cicere Desa Kayu Agung Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang-Banten gagal panen.

“Sebenarnya saya sudah tidak mampu lagi mencari pupuk sangat sulit, meskipun ada,  harganya juga tiga kali lipat” ungkap Suhendi yang sedang membantu ibunya mengayak padi dipinggiran sawah kepada suaramedia.id jumat (5/3/21)

Selain Suhendi, ada juga salah seorang petani di kampung Cicere, menurut orang yang akrab dipanggil Masno tsb, menuturkan, “Petani sudah tidak mampu bertani, lantaran biaya untuk membeli pupuk sangat mahal”. Ahirnya terpaksa kami para petani menggunakan pupuk hanya satu kali sampai panen, yang seharusnya tiga kali diberi pupuk ungkapnya serius.

“Makanya hasil panen tahun ini hasilnya jauh dari tahun tahun sebelumnya ” keluhnya.

Lebih jauh ia mengatakan,
“Beberapa tahun terakhir, hasil panen tidak lagi sesuai harapan karena padi banyak yang kopong, paling yang keambil dari sekian sawah hanya 60 persen padi kering, dan jika digiling hanya menjadi 30 persen beras ” katanya.

“Terkadang dalam satu hektar kata dia, gabah yang dihasilkan  ber- Ton- ton dengan kualitas baik. Namun, saat ini petani hanya bisa menghasilkan gabah setengahnya saja, semua itu akibat imbas kelangkaan pupuk, namun demikian, ditengah pandemi covid- 19, ini tetap saya jalankan bercocok tanam padi meski pupuk langka” keluh Masno.

Seperti diungkapkan para petani lainya , bahwa “Salah satu penyebab gagalnya panen, karena sawah kurang memakai pupuk, yang biasanya tiga kali dan sekali panen, tapi panen sekarang ini,  hanya menggunakan pupuk satu kali. Akibatnya padi tidak ada isinya ( kopong).

Hal yang sama dirasakan oleh petani Kampung Cicere Desa Kayu Agung, termasuk termasuk juga Desa lainya, musim panen tahun ini menurun drastis, akibat  tidak mampu lagi membeli obat-obatan padi. Sementara, tanaman padi  sangat dibutuhkannya.

Baca Juga..!  PERAN AKTIF BABINSA IKUT SERTA PENDAMPINGAN TANAM PADI

“Kualitas beras kurang bagus  dan menurun. Ini akibat kekurangan  penggunaan pupuk pestisida dan obat pengendali hama yang kurang, sehingga kualitas pertumbuhan padi kurang  baik ditambah kondisi cuaca yang kurang mendukung,” jelasnya.

Sementara petani lainnya, seperti Suhendi mengatakan kepada Suara Media, “Saya berharap pemenuhan pupuk untuk para petani padi kususnya Cicere Desa Kayu Agung atau se Kabupaten Tangerang Utara  bisa terpenuhi ujarnya, sehingga, para petani  padi bisa kembali normal seperti sedia kala.

Untuk itu, Pemerintah Daerah Tangerang melalui Dinas Pertanian agar turut berupaya mencari solusi terkait kelangkaan Pupuk Bersubsidi, disisi lain  Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) kami sangat membutuhkan saran atau penyuluhan, agar kami bisa menyesuaikan antara jadwal tanam dan pendistribusian pupuk” harapnya.

Masih ditempat yang sama,  Masno, seorang petani kampung Cicere Desa Kayu Agung menuturkan, Pendistribusian pupuk bersubsidi tidak sesuai harapan para  petani, seolah-olah pupuk bersubsidi  “bagaikan mutiara yang hilang” dan menjadi rebutan” ungkap nya.

Ia juga mengeluhkan, kelangkaan pupuk mengakibatkan panen  bulan Februari tahun 2021 ini, kualitas padi  rendah,  padi banyak yang kopong” kata nya.

Dirinya juga menambahkan, “Meskipun harga pupuk tiga kali lipat, terpaksa ada juga yang beli karena mereka ( petani) sangat butuh, karena tanaman padi sangat erat kaitanya dengan pupuk” ungkapnya.
 
Bahkan, kata dia lagi, terkait pertanian, program Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat banyak yang belum berjalan sebagai mana mestinya, seperti kelangkaan pupuk bersubsidi, Penyuluhan Pertanian semakin kurang ,sejatinya semua yang diharapkan para petani belum dirasakan sesuai yang diharapkan. Serta apa yang dikatakan oleh Pemerintah saat menghadiri Panen Raya, Mereka menggembar-gemborkan, peningkata pertanian, namun  hingga kini pupuk tetap langka dan belum terealisasi sesuai  harapan para petani ungkapnya.

Baca Juga..!  Perumda Pasar NKR Tetap Akan Lakukan Revitalisasi Pasar Kuta Bumi

Sebelumnya, Pemerintah Daerah maupun Pusat, pernah menekankan agar penyaluran pupuk subsidi harus sesuai prosedur dan mekanisme kepada Kelompok Tani (Poktan), maupun Petani per-orangan. Sekitar ribuan  hektar sawah di Wilayah Kecamatan Sepatan, Kec Sukadiri, Kec. Pakuhaji. Kec Mauk, Kec. Teluk Naga, dan dikecamatan lainya. Terkait rawannya tim Monitoring kelangkaan Pupuk bersubsidi,
“Dari Distributor ke pengecer, lalu  ke Ketua Kelompok Tani (Poktan) lalu ke petani, sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ada. Dan mencari solusi ketersediaan pupuk subsidi bagi petani,” Kata Asgani (60) yang juga Mantan petani senior dan pernah menjadi ketua Kontak Tani di tahun 1974 itu.

Ketika masih aktif Asgani (62) juga,  pernah mengalami hal yang sama. Dia jiga  mengharapkan agar Dinas Pertanian Pemerintah Daerah Kabupaten  Tangerang,  maupun Pusat, agar serius dalam menindak lanjuti kelangkaan pupuk bersubsidi. Sebaiknya  menyediakan tempat Distributor yang resmi dan transparan, untuk bisa mempermudah menyalurkan ke pada para petani padi, sehingga, masalah gagal panen tidak berulang- ulang pungkasnya.

(Iwan-SM).

Facebook Comments