Tragis! Banjir Brebes Renggut Nyawa Akibat Listrik

Tragis! Banjir Brebes Renggut Nyawa Akibat Listrik

suaramedia.id – Dua warga Brebes, Jawa Tengah, dilaporkan meninggal dunia akibat tersengat aliran listrik saat banjir bandang menerjang wilayah tersebut. Insiden tragis ini terjadi pada Sabtu (8/11), menambah daftar panjang dampak buruk dari bencana hidrometeorologi yang kerap melanda Indonesia.

Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengungkapkan bahwa kedua korban terseret arus banjir bandang sebelum akhirnya tersengat listrik. Banjir bandang sendiri dipicu oleh meluapnya sungai yang merendam tiga kecamatan sekaligus, yaitu Sirampog, Bumiayu, dan Bantarkawung.

Tragis! Banjir Brebes Renggut Nyawa Akibat Listrik
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Berdasarkan data sementara yang dihimpun, banjir telah merusak delapan unit rumah dan satu fasilitas pendidikan. Selain itu, jembatan Bantarwaru yang vital sebagai penghubung desa Bangbayang-Bantarwaru-Pengarasan, dilaporkan putus akibat terjangan banjir.

Hujan deras disertai angin kencang juga memperparah situasi, menyebabkan kerusakan rumah warga di Desa Dawuhan, Sirampog. Dua rumah dilaporkan rusak berat, sementara sepuluh lainnya mengalami kerusakan ringan. Selain korban meninggal, enam warga terpaksa mengungsi ke rumah tetangga untuk sementara waktu.

BPBD Kabupaten Brebes telah bergerak cepat melakukan asesmen di lapangan dan mengevakuasi warga terdampak. Kecamatan Sirampog, yang berada di wilayah perbukitan curam, memang dikenal rawan terhadap pergerakan tanah yang dipicu oleh faktor cuaca ekstrem. Sebelumnya, pada April 2025, Desa Mendala di kecamatan yang sama juga mengalami kerusakan parah akibat gerakan tanah yang merusak 114 rumah.

BNPB dan BPBD Kabupaten Brebes telah merelokasi warga yang terdampak gerakan tanah ke hunian tetap yang lebih aman. Namun, warga Kecamatan Sirampog dan pemerintah daerah setempat tetap diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi lainnya.

Kecamatan Bumiayu juga memiliki risiko bencana yang tinggi karena dikelilingi pegunungan dan bukit dengan topografi curam. Kondisi ini membuat wilayah tersebut rentan terhadap banjir bandang jika terjadi hujan deras di hulu sungai.

Upaya mitigasi seperti monitoring wilayah perbukitan, penanaman vegetasi penguat tanah, dan perbaikan wilayah hulu sungai perlu dilakukan secara berkala. Pembentukan dan penguatan Desa Tangguh Bencana (Destana) juga diharapkan menjadi garda terdepan dalam meminimalisir dampak risiko bencana. Informasi ini dilansir dari suaramedia.id –

Bayu Nata
Author: Bayu Nata

jurnalis di Suara Media yang fokus pada isu-isu sosial-politik dan tata kelola pemerintahan daerah. Tulisannya sering menyoroti kebijakan yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat dan perkembangan dinamika politik di tingkat regional.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar