suaramedia.id – Tim SAR gabungan terus berjuang mengevakuasi korban dari reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga Rabu (1/10) malam, jumlah korban meninggal dunia akibat ambruknya gedung tiga lantai tersebut bertambah menjadi lima orang.
Related Post
Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas RI, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, mengungkapkan bahwa timnya berhasil mengevakuasi tujuh korban pada hari ketiga pencarian. Lima di antaranya ditemukan selamat dengan luka-luka, sementara dua lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Salah satu momen pilu terjadi saat tim menemukan seorang korban meninggal dunia dalam posisi bersujud di sektor A1, area depan reruntuhan sisi kiri. Korban lain, berinisial HK, berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat.
Tim SAR kemudian melanjutkan upaya pencarian dan berhasil menyelamatkan WH, PTRA, FTH, dan RSI dari sektor A4, sisi kanan depan reruntuhan beton. Para korban selamat segera dilarikan ke RSUD RT Notopuro Sidoarjo untuk mendapatkan perawatan intensif, terutama SF yang mengalami patah tulang.
Selain korban selamat, petugas juga menemukan satu jenazah lagi yang belum teridentifikasi di sektor A4. Jenazah tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Siti Hajar untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Gedung tiga lantai yang ambruk tersebut merupakan bagian dari asrama putra Ponpes Al Khoziny, termasuk musala yang digunakan untuk salat berjamaah. Saat kejadian, ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar di gedung yang masih dalam tahap pembangunan itu.
Dengan penemuan terbaru ini, total korban yang telah dievakuasi mencapai 108 orang. Lima di antaranya meninggal dunia, sementara sisanya selamat dengan berbagai luka. Tim SAR masih terus berupaya mencari puluhan orang yang diperkirakan masih terjebak di reruntuhan.
Author: Bayu Nata
jurnalis di Suara Media yang fokus pada isu-isu sosial-politik dan tata kelola pemerintahan daerah. Tulisannya sering menyoroti kebijakan yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat dan perkembangan dinamika politik di tingkat regional.
Tinggalkan komentar