TPA Cipeucang Tangsel Jebol, Mapas: Pemkab Tangerang Juga Harus Transparan

TANGERANG | BANTEN, suaramedia.id – Jebolnya sheet pile atau tanggul penahan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang Kota Tangerang Selatan (Tangsel) beberapa waktu lalu tepatnya pada Jumat (22/5/2020), hingga saat ini masih sangat menyita perhatian serta menjadi tanda tanya besar bagi publik, tidak hanya bagi warga di Kota Tangsel. Namun juga bagi warga masyarakat di Kota dan Kabupaten lain di sekitarnya.

Salah satu pertanyaannya adalah, mengapa hal itu bisa terjadi ?, padahal seperti diketahui bersama, bahwa TPA Cipeucang Kota Tangerang Selatan belum lama ini pun telah selesai membangun tanggul penahan sampah yang dikerjakan pada pertengahan tahun 2019.

Menurut informasi, anggaran yang dikeluarkan pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk pembangunan sheet pile TPA itu pun senilai lebih kurang 24 miliar, hal ini juga dapat diketahui melalui situs Pengadaan.id berkaitan dengan LPSE tersebut.

Adanya longsor di TPA Cipeucang hingga menutup sebagian aliran sungai Cisadane yang berada di wilayah tersebut, berakibat bukan hanya bagi warga Kota Tangerang Selatan. Akan tetapi berdampak dan menjadi kekhawatiran pula bagi warga Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, pasalnya akibat hal tersebut aliran sungai cisadane yang semula lancar melintasi Kota dan Kabupaten itu menjadi agak sedikit tersendat lantaran pendangkalan sungai yang nantinya dikhawatirkan akan berimbas pada datangnya banjir, ketika hujan deras mengguyur dan airnya meluap.

Tidak hanya itu, dampak dari jebolnya sheet pile TPA Cipeucang yang diduga melanggar garis sempadan sungai (GSS) pun menjadi perhatian serta pertanyaan bagi sebagian para pemerhati atau penggiat lingkungan, salah satunya dari, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Masyarakat Pengendali Sampah (Mapas). Melalui Sekretaris Jendral Mapas, Jaka Alam Hudi mengatakan. Imbas dari Longsornya TPA Cipeucang juga bisa berakibat pada pencemaran air sungai Cisadane yang mana air sungai tersebut selama ini juga digunakan bagi pasokan air PDAM yang berada di Kota dan Kabupaten tersebut.

Baca Juga..!  PTS Ganjil SMKN.2 Kabupaten Tangerang, Gunakan Metode Daring

“Dampak yang bukan hanya itu, masalah dan pertanyaan juga bisa makin banyak lagi yang timbul, mulai dari pengerjaan konstruksi pembuatan tanggul penahan sampah yang menghabiskan anggaran miliaran rupiah dari anggaran Kota Tangerang Selatan lantaran belum genap setahun tanggul itu sudah jebol dan hal ini bisa jadi menjadi bahan pertanyaan besar, maka dari itu kami sarankan kepada pemerintah setempat (Tangsel) harus transparan membuka penyebabnya. Belum lagi wacana pembuang sampah dari TPA Cipeucang yang akan dialihkan ke TPA Jatiwaringin Kabupaten Tangerang, hal ini juga mungkin akan berdampak pada masalah protes warga Kabupaten Tangerang yang belum tentu menerimanya,” tutur Jaka Alam Hudi Sekretaris LSM Mapas di Sport Center, Kecamatan Kelapa Dua. Kepada suaramedia.id Rabu (10/6/2020).

Sekretaris LSM Mapas, Jaka Alam Hudi

Menanggapi, wacana pengiriman puluhan ton sampah dari TPA Cipeucang Kota Tangsel ke TPA Jatiwaringin Kabupaten Tangerang, menurut Jaka, merupakan hal yang belum tentu disepakati baik secara kompensasi maupun retribusi dikarenakan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang selama ini dirasa belum mensosialisasikan kepada masyarakatnya terkait itu.

“Kalau memang jadi pengiriman sampah dari TPA Cipeucang ke TPA Jatiwaringin. Dan disitu ada anggaran kompensasi serta retribusinya, sebaiknya! Pemkab Tangerang juga harus transparan kepada masyarakat. Umumkan besaran anggarannya biar masyarakat tahu, sepakat menerima atau tidak, jangan nantinya ini malah menjadi ladang bisnis segelintir oknum yang mempunyai kepentingan saja,” tegasnya.

(Ksh)

Facebook Comments