Taddabur Qur’an Kajian Jum’at Bersama Ustad Ridwan, Lc

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

TANGERANG | BANTEN, Suaramedia.id – 21 Safar 1442 H, Saudaraku seiman, setiap kita harus berusaha bersungguh-sungguh untuk menjaga amal kita. Karena sesungguhnya amal merupakan modal kita menuju kehidupan akhirat dan kematian. Kita masuk surga bukan karena ilmu kita yang banyak, akan tetapi kita masuk surga karena amal. Allah berfirman:

ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٣٢﴾

“Masuklah kalian ke dalam surga disebabkan oleh amalan kalian.” (QS. An-Nahl: 32)

Sebab ketika kita menuntut ilmu kemudian kita tidak mengamalkan ilmu kita, maka hakikatnya ilmu itu hanya akan menyeret kita ke dalam api neraka. Sebagaimana kita tidak menuntut ilmu pun akan mencampakkan diri kita ke dalam keburukan. Karena kewajiban setiap manusia adalah berilmu dan beramal.

Namun saudaraku sekalian..
Setelah kita beramal, tentunya yang harus kita pikirkan adalah bagaimana menjaga amal. Yang pertama bagaimana supaya amal tersebut langgeng dan tidak terputus hanya sekali saja. Yang kedua menjaga amal jangan sampai digugurkan akibat kita melakukan pembatal-pembatalnya.
Ada dua amal yang apabila kita jaga, maka Allah akan menjaga amal kita. Al-Hasan Al-Bashri berkata: “Ada dua perkara, siapa yang menjaganya, maka itu akan menjaga amalan dia. Yang pertama adalah menjaga shalat, yang kedua adalah menjaga lisan.”

  1. MENJAGA SHALAT

Seseorang yang menjaga shalatnya, maka akan menyebabkan amalan yang lain pun akan terpelihara. Semakin seseorang bersungguh-sungguh dalam menjaga shalat, semakin dia akan diberikan oleh Allah kekuatan dan kemudahan untuk menjaga amalan yang lainnya.

Oleh karena itulah perintah Allah untuk shalat dan mendirikan shalat sangatlah banyak. Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ
“Sesungguhnya yang pertama kali dihisab nanti pada hari kiamat yaitu shalat.”

فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ

“Apabila shalatnya baik, maka amalan yang lain pun ikut.”

وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ

“Dan apabila amalan shalatnya buruk, maka amalan yang lain pun ikut buruk.”

Maka dari itulah Salafush Shalih menjadikan parameter seseorang itu baik atau tidaknya, amanah atau tidaknya, bagus atau tidaknya seseorang, itu dilihat kepada shalatnya.
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz apabila ingin mengangkat seseorang sebagai pejabat ataupun yang lainnya, yang pertama kali beliau perhatikan adalah shalatnya. Ketika seseorang betul-betul dan sungguh-sungguh menjalankan shalat dan menegakkan shalat, menjaga syarat-syaratnya, rukun-rukunnya dan sunnah-sunnahnya dan wajibnya, maka amalan yang lain pun in syaa Allah dia bisa menjaganya.
Apabila ia betul-betul amanah dalam shalatnya, sungguh-sungguh menjaga kekhusyuannya dan yang lainnya, In syaa Allah orang ini pun amanah dan jujur dalam bekerjanya, karena sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Allah mengatakan:

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-An kabut : 45)

Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan mengatakan: “Wahai Rasulullah, saya punya tetangga yang ia rajin shalat malam, di waktu malam ia gunakan untuk shalat malam, akan tetapi ketika pagi hari dia mencuri, wahai Rasulullah. Bagaimana orang seperti ini?”. Lalu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

سَتَمْنَعُهُ صَلَاتُهُ

“Kelak shalatnya akan mencegah ia dari perbuatan tersebut.”

Artinya, bahwa shalat akan memberikan kekuatan pada diri seseorang untuk meninggalkan perbuatan keji dan mungkar. Adapun ketika seseorang shalat kemudian ia terus-menerus berbuat keji dan mungkar, itu akibat dari ia tidak menjaga shalatnya. Ia tidak jaga kekhusyuannya, ia tidak jaga keikhlasannya, ia tidak berusaha menjaganya dengan baik. Berapa banyak orang yang shalat tapi dia tidak tuma’ninah, sehingga akhirnya shalat itu tidak berpengaruh kepada hidupnya, tidak berefek kepada amalannya. Berapa banyak orang yang shalat tapi ternyata ia senantiasa melakukan kemaksiatan? Matanya bermaksiat, lisannya berdusta, telinganya mendengarkan hal-hal yang dilarang oleh Allah, ternyata shalatnya tidak kuat untuk mencegah ia dari perbuatan keji dan mungkar.
Mengapa demikian? “Karena shalatnya dimasuki sesuatu,” kata Ibnu Taimiyah.

  1. MENJAGA LISAN

Kemudian yang kedua yaitu menjaga lisan. Siapapun yang menjaga lisannya sehingga ia tidak mudah mengucapkan kata-kata kecuali setelah ia pikirkan terlebih dahulu, kecuali pasti Allah akan jaga amalannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ﴿٧٠﴾

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan ucapkan kata-kata yang benar, kata-kata yang baik, kata-kata yang lurus.” (QS. Al-Ahzab: 70)

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

“Niscaya Allah akan perbaiki amalan kalian, dan Allah akan ampuni dosa kalian.” (QS. Al-Ahzab: 71)

Ternyata ketika kita menjaga lisan dari mengucapkan kata-kata yang tidak baik, Allah pun memberikan balasan yang setimpal, yaitu Allah akan jaga amalan kita. Ini sesuatu yang luar biasa, karena banyak diantara kita tidak bisa menjaga lisannya. Banyak diantara kita berghibah, mudah sekali menjelekkan orang lain, mudah sekali menyakiti hati orang lain. Kita lihat di media sosial sana, kita lihat di dunia maya sana, banyak orang-orang yang berbicaranya -Subhanallah- menyakiti hati saudaranya.
Maka saudaraku, jagalah lisan kita dari keburukan. Dan sekarang, keburukan lisan sudah berpindah kepada jari. Dengan lincah jari menari untuk membuat fitnah, menyakiti saudaranya, berghibah dan dosa yang lainnya.

Inilah dua perkara, siapa yang menjaganya maka Allah akan menjaga amalannya. Semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah Ta’ala untuk selalu dapat memelihara shalat kita dan senantiasa menjaga lisan kita.

(Yan)

Facebook Comments
Exit mobile version