Sudahkah Kita Mencintai Rasul?

Taddabur Qur’an. Kajian Jumat Bersama ustad Ridwan Suhardi, Lc

TANGERANG | BANTEN, Suaramedia.id – Jum’at, 30 Oktober 2020/13 Rabiul Awwal 1442 H
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Allah Ta’ala berfirman:

لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ

Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.
(Surat At-Taubah, Ayat 128)

Saudaraku seiman, firman Allah di atas sangat jelas menunjukkan betapa kasih sayang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita sangat besar. Cintanya beliau kepada ummatnya sangatlah besar. Bagaimana tidak besar, beliau berkeinginan begitu kuat agar seluruh ummatnya bisa selamat dari segenap kesulitan baik di dunia dan di akhirat. Cinta dan kasih sayang yang melebihi cinta dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, cinta dan kasih sayang yang tidak terbatas.

Maka kita sebagai ummatnya, hendaknya menyambut dengan penuh semangat dan kecintaan pula terhadap cinta dan kasih sayang beliau, kita tunjukkan kepada Allah dan Rasul-Nya bahwa kita memang mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sebenar benar cinta. Bahkan cinta kita kepada beliau harus melebihi cinta kita pada orang tua kita dan diri kita sendiri. Allah berfirman:

قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ

Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Surat At-Taubah, Ayat 24

Lalu disebutkan di dalam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia” (HR. Bukhari)

Maka saudaraku, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada manusia merupakan kenikmatan yang sangat besar, karena dengan sebab beliau kita mengenal Allah, mengenal Islam, mengenal Iman dan dapat hidup dengan cahaya agama yang benar dan mulia. Lalu Allah berfirman sebagai penjelas cara mencintai Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.
(Surat Al-Hasyr, Ayat 7)

Itulah bentuk kecintaan seorang hamba kepada Nabinya, dan kecintaan kepada Nabinya merupakan bentuk kecintaan seorang kepada Allah Jalla wa ‘ala. Allah berfirman:

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ

Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
(Surat Ali ‘Imran, Ayat 31)

Tergambar jelas bahwa syarat untuk dikatakan cinta kepada Allah haruslah memiliki kecintaan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu’ alaihi wa sallam. Dan kecintaan kita kepada beliau harus dibuktikan dengan amalan kita mengikuti beliau. Dan amalan itu bukan hanya ibadah ritual saja, bahkan seluruh aspek kehidupan kita, semaksimal mungkin yang dapat kita lakukan, lakukanlah dengan mencontoh beliau, terutama akhlak beliau, akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama dan akhlak kepada makhluk lainnya.

Bulan ini merupakan bulan kelahiran Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun mengingat beliau dan meletakkan nama beliau di hati dan kehidupan kita bukan hanya di bulan ini atau di hari kelahiran beliau saja, bahkan setiap waktu dan keadaan dalam kehidupan kita hendaknya nama beliau selalu mengiringi. Gambaran kehidupan dan perilaku beliau kita jadikan patokan sebagai arahan kehidupan kita.

Semoga kita termasuk hamba Allah yang kelak diakui sebagai ummat beliau sehingga berhak mendapatkan syafaat dari beliau in syaa Allah

اللَّهُمَّ صل على محمد و علي آل محمد كما صليت على ابراهيم وعلى ال ابراهيم في العالمين انك حميد مجيد

(Yan)

Facebook Comments
Exit mobile version