Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (Persero) Mampukah Menginvestasikan Sanitasi Sebagai Wawasan Pembangunan ? Oleh : Nuri Nurzikri

TANGERANG | BANTEN, suaramedia.id – Membahas sanitasi tentu harus memiliki landasan yang kuat dan terarah. Terlalu besar jika kita mengupas sanitasi dari seluruh pelaksanaannya, ataupun membahas budaya perilaku manusia terkait istilah (sanitasi) tersebut.

Sesuai judul maka saya membatasi tulisan sanitasi dengan menjalankan kualitas hidup melalui pemenuhan konsumsi air layak (sehat) yang disyaratkan sesuai standar di Tangerang Selatan (Tangsel).

Air, identik dengan kehidupan manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari air dalam seluruh aktifitas hidup setiap saat. Minum, memasak, mencuci, mandi,  ibadah (wudhu),  menyiram, menyikat, membasuh, bahkan urusan klenik di masyarakat yang mengedepankan 7 (tujuh) mata air dan atau Doa yang sifatnya transfer kekuatan untuk pengobatan, media air selalu menjadi sarananya. itu semuanya untuk urusan “hidup”. bahkan sampai urusan kematian dalam agama Islam dan beberapa kepercayaan dunia air adalah syarat bagi memandikan jasad sebelum dikebumikan.

Begitu vital urusan air bagi manusia dari sejak pra revolusi Agrikultur sampai sekarang.

Hanya saja dalam peranannya yang menopang hajat hidup banyak manusia, seringkali urusan air terluputkan pemenuhannya secara merata dalam rencana strategis pemangku kepentingan disuatu daerah. Ini tidak dapat dipungkiri karena sulit dan rumitnya permasalahan Koordinasi, pemenuhan, pengadaan, pelayanan dan pembangunan pusat pengolahan Air bersih (PAM) di suatu daerah. Didalam persfektif peraturan perundangan arahnya sudah jelas disebutkan. Undang-undang dasar negara tahun 1945 mencatat Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara lalu Bumi dan Air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Turunannya (peraturan) tertuang dalam perpu tentang pengembangan sistem air minum, dan Perpu terkait sumber daya air. Juga dilengkapi dengan Perpres terkait percepatan pengembangan Air minum dan Sanitasi.

Jika boleh membayangkan bilamana air merupakan komoditas yang sulit diproduksi seperti minyak Bumi atau jika di negeri ini air merupakan komoditas langka layaknya di negeri-negeri gurun berpasir akankah pemangku kebijakan dan pelaksana mandat rakyat menjalankan kebijakannya seperti yang sekarang berjalan seperti kita rasakan? tidak perlu menjawab dan tidak usah membayang-bayangkan yang non-sense dan tidak perlu berandai-andai di negeri kita ini.

Negeri yang lautannya kolam susu tongkat dan batu jadi tanaman, cukup menggali satu dua M2, air tanah muncrat memenuhi kebutuhan.

Baca Juga..!  Kapolres Tangsel Beri Penghargaan Kepada Santri Yang Telah Mengukir Prestasi 2022

Masyarakat kita mungkin lebih beruntung memiliki lahan subur dengan kandungan air baku untuk kehidupannya, dibanding tanah gurun yang gersang dimana banyak negeri gurun dipaksa berinvestasi triliunan rupiah guna desalinasi air laut atau membangun ribuan kilometer distribusi jaringan air dari sumur oase ke pemukiman. masyarakat (Negara?) kita lebih tenang dengan lahan luasnya dibanding Singapore yang pemerintahnya memutar otak mengolah air limbahnya karena keran Air baku dari tetangga jirannya (Malaysia) diotak-atik debitnya.

Benarkah masyarakat di negeri kita bebas dari masalah air ? atau sudahkah pemerataan air seimbang di penduduk masyarakat?

Dalam proposal yang pernah saya ajukan dua tahun yang lalu,  melalui pemerintah untuk pemenuhan pelayanan air bersih di salah satu wilayah kabupaten di Tangerang. Satu dari sekian alasan mengajukan proposal Air bersih adalah 88 % kematian anak akibat diare di dunia. Dari itu 31 persen kematian anak-anak di indonesia akibat diare dan lebih tinggi lagi sebesar 34 persen kematian diare bagi mereka (anak-anak)  yang rumahnya menggunakan sumur terbuka. ups.. data angka  tersebut sudah terlalu lama, sudah tidak up to date. Mari kita lihat tahun 2020 dalam laporan UNICEF disebutkan angka kematian anak-anak memang menurun di Indonesia, hanya saja penyebab kematian tidak berubah. Diare merupakan penyebab utama kematian Balita, dimana 89 % masyarakat Indonesia tidak memiliki akses sumber air yang layak.

Diare yang dimaksudkan timbul dari Mutu Air, sanitasi dan kebersihan yang tidak layak. (https://www.unicef.org/indonesia/sites/unicef.org.indonesia/files/2020-07/Situasi-Anak-di-Indonesia-2020.pdf)

Ekses pembangunan perumahan dan pemukiman yang terpusat disuatu wilayah akan menyebabkan kebutuhan Air bersih olahan meningkat. Urgensi pemenuhan air bersih selain karena (otomatis) kebutuhan konsumsi Air baku meningkat oleh masyarakat pemukim juga dampak pemukiman yang padat menimbulkan resiko kesehatan.

Kontaminasi feses terhadap tanah dan airnya merupakan keniscayaan. Ditambah kesadaran sanitasi berupa pengolahan air limbah, saluran air kotor, got yang asal-asalan oleh pengembang menimbulkan intrusi limbah memperparah cemaran air selain cemaran dari septik tank yang dibuat tradisional.

Angin segar berhembus di Wilayah Kota Tangsel.

Perkembangan pemukiman di Wilayah Tangsel pesat meroket.
Ribuan rumah baru membentuk jaringan perumahan dan pemukiman. Jika perizinan pengembangan tidak melewati syarat yang tepat akan menyebabkan ledakan permasalahan sosial dan kesehatan. Terlepas dari kebijakan perizinan pembangunan, Tangsel terlihat ada upaya pengembangan pengolahan Air bersih sebagai pelengkap syarat sanitasi.

Baca Juga..!  Menang Pilkades PAW Desa Bitung Jaya, Mulyadi : Terima Kasih kepada Semua Pihak

Pejabat daerah mencanangkan target 14 ribuan sambungan jaringan air bersih pada kurun tahun 2020 bagi daerahnya.

Target ini masih jauh dari harapan pemenuhan air bersih untuk  432.000 rumah Tangga yang ada, namun rasio tersebut cukup menjanjikan berbanding dengan usia pendirian otonomi wilayah yang baru berusia 12 tahun berjalan pemerintahan Tangsel. Pencapaian target ini seharusnya dapat lebih meningkat jika antar instansi daerah bersinergi guna partisipasi suksesnya pemanfaatan air olahan yang diproduksi. Dengan banyaknya lembaga-lembaga pemerintahan maupun swasta, merupakan potensi besar guna pengembangan jaringan air bersih olahan. Rumah sakit, komplek pusat perbelanjaan dan supermarket, hotel-hotel dan Restoran  adalah target yang tepat untuk pengembangan Air Bersih Olahan.

PT.Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (persero) disingkat PT.PITS merupakan BUMD yang ditunjuk Pemerintah daerah untuk mengelola Air Bersih Olahan wilayah Tangsel.

Melalui peraturan daerah yang dibuat, Pemda tentunya dapat mengarahkan calon pelanggan baik Instansi pemerintah maupun swasta untuk (ditekankan) memanfaatkan Air Bersih Olahan. melalui isue sanitasi, kesehatan dan penyelamatan lingkungan pemanfaatan air tanah harus dapat dikurangi. guna syarat penerbitan izin mendirikan bangunan, PT.PITS dapat terlibat dan dilibatkan guna pemasangan jaringan Air bersih. Atau juga dapat mengarahkan calon pemilik bangunan untuk membuat jaringan sistem pengolahan Air limbah dan septik tank sesuai syarat tehnis yang dikembangkan dalam divisi pengembangan tehniknya.  Tentu juga perlu melibatkan Dinas terkait sehingga koordinasi menjadi mudah dan tidak tumpang tindih. Dalam kampanye penggunaan Air bersih Olahan, PT.PITS bisa bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dengan menggandeng perusahaan-perusahaan berbasis Corporate Socials Responsibility ( CSR ) dengan imbal balik kemudahan perizinan, dan instalasi jaringan Air bersih untuk mendatangi Sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga sosial guna sosialisasi pembangunan keran Cuci Tangan bagi Siswa-siswi sebagai kampanye kebersihan. Perizinan Rumah ibadah dan lembaga-lembaga baru dapat disisipkan syarat pemasangan jaringan Air bersih olahan. Dengan menggeliatnya pembangunan di Tangsel perlu diperhatikan agar masyarakat Kota ini tidak (terlanjur) terjerumus kedalam perilaku sanitasi buruk. Di wilayah-wilayah kumuh perkotaan seringkali menjadikan warganya sebagai pelaku sanitasi yang tidak memadai, praktek kebersihan yang buruk.

Diperparah dengan kepadatan penduduk yang berlebihan serta sediaan air yang terkontaminasi merupakan lingkaran yang sempurna bagi timbulnya penyakit diare, disentri dan kolera.

Baca Juga..!  Pasca Sertijab, Kapolres Kunjungi Walikota Tangsel

Didalam rencana tujuan pembangunan milenium (millenium Development Goals-MDP) UNDP mencanangkan guna memastikan kelestarian lingkungan hidup salah satunya mengurangi orang yang tidak memiliki atau yang tidak dapat mengakses Air minum yang sehat. Dan dalam rancangan pembangunan berkelanjutan atau SDGs badan dunia PBB  menerbitkan indikator ke 6, yaitu air bersih dan sebagai syarat tujuan pembangunan dunia.

Bersyukur tentunya dalam Rencana Strategis sanitasi Tangerang Selatan, Pemerintah daerahnya sudah melandaskan pembangunan sanitasi dan pemenuhan Air minum sesuai searah dengan pesan yang dicanangkan oleh UNDP dan SDGs, sebagai pembangunan yang berkelanjutan. Hanya saja diharapkan pembangunan yang sudah mulai terlihat melalui pekerjaan awal seperti pembangunan jaringan air bersih, sarana instalasi pengolahan Air dan juga pengolahan IPAL menjadi lemah lesu karena kendala-kendala koordinasi, hambatan Biaya dan juga penyimpangan kepentingan golongan alih-alih kepentingan masyarakat. Semoga apa yang sudah dicanangkan dalam periode awal 12 tahun kepemimpinan pejabat lama dapat dilanjutkan bahkan ditingkatkan oleh estafet kepemimpinan yang akan datang.

Kesehatan masyarakat adalah hal paling utama dalam pembentukan manusia-manusia tangguh untuk kelanjutan pembangunan,terlebih didalam suasana gelombang Pandemi NcoV-19 ini, kesehatan melalui pelaksanaan 3 M yang erat kaitannya dengan kebutuhan Air bersih layak konsumsi sangat vital untuk menopang, menunjang sanitasi paripurna.

Semoga Investasi dari Pajak masyarakat Tangsel yang cukup besar spt, tertuang dalam pendirian BUMD  di aktualkan oleh PT.Pembangunan Investasi Tangerang selatan (persero) dapat merealisasikan amanah besar UUD 45 dan juga merealisasikan pesan pembangunan berkelanjutan (SDGs) untuk dikembalikan kepada kemaslahatan kesejahteraan Rakyat.

Dan keberhasilan itu terpotret dalam angka-angka grafis yang dilaporkan kedepan menjadi angka grafis yang menggembirakan dan dapat menjadi contoh rujukan bagi Daerah lainnya. (***)

Facebook Comments