JAKARTA, suaramedia.id – Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin telah menetapkan komposisi Menteri Jidil II dengan sebutan “Kabinet Indonesia Maju” di Istana Presiden, Rabu (23/10) kemarin.
Ketua Umum Jaringan Nasional Mahasiswa Indonesia (JNMI) Egi Hermawan, memberikan tanggapannya terkait susunan kabinet tersebut. Bahwa Presiden Jokowi memiliki strategi politik yang terbilang handal dan melihat kepiawaiannya dalam menempatkan seseorang untuk menduduki jabatan sebagai menteri.
Menurut Egi, secara implisit Jokowi menegaskan membuang paradigma radikalisme secara komperhensif. Lewat pembantu presiden yang memiliki kapabilitas tersebut. Indonesia dipertaruhkan untuk keutuhan bangsa, jangan sampai radikalisme hadir di NKRI.
“Secara implisit, target awal, presiden menunjukan Kabinet Indonesia Maju adalah komposisi yang getol melawan gerakan radikalisme,” terang Egi dalam rilis yang di terima redaksi suaramedia.id, Kamis (24/10/2019).
Lanjut aktivis era 2010 itu pun menungkapkan, bahwa Prabowo dipilih oleh Presiden bukan melihat dari segi kemampuan sebagai orang yang paling handal di bidang Pertahanan. Namun, Jokowi juga lebih mengutamakan keutuhan bangsa yang sebelumnya terpecah hiruk pikuk pilpres 2019 lalu.
“Menurut saya, dipilihnya prabowo sebagai menteri pertahanan bukan melihat dari kapabilitasnya, tapi lebih untuk meredam gesekan hiruk pikuk pendukung di Pilpres 2019 lalu,” kata Egi.
“Jokowi sedang membuat pondisi persatuan kembali,” sambungnya.
Kendati demikian, lanjut Egi, menteri-menteri yang telah dipilih secara jejak rekam cukup profesional di bidangnya. Tinggal di uji saja konsistensi tutur kata dan tindakannya.
“Pak jokowi kan type nya eksekutor, berbicara sedikit bekerja banyak. Nah, tinggal dilihat, kalau yang kerjanya hanya ABS (asal bapak senang) siap-siap ketegasan Jokowi untuk resuhffle,” ucapnya.
(Ksh/Red)
