SUMENEP | JATIM, suaramedia.id – Dampak kerusakan jalan penghubung antar Kecamatan Arjasa-Kangayan Kabupaten Sumenep saat ini makin mengkhawatirkan. Pasalnya, pada musim penghujan seperti sekarang, jalan penghubung antar kecamatan tersebut berubah fungsi menjadi tempat genangan air sehingga dapat mengancam keselamatan para pengguna jalan.
“Jalan penghubung antar Kecamatan Arjasa dan Kangayan sudah lama rusak. Saat hujan turun, beberapa bagian jalan itu berubah jadi tempat genangan air sehingga nampak seperti kolam ikan”, ungkap Suharinomo, Anggota Komisi IV DPRD Sumenep kepada Suaramedia.id Selasa (19/1/21).
Suharinomo menyayangkan penyelenggara jalan telah mengabaikan regulasi yang mewajibkan pemasangan tanda kerusakan pada jalan penghubung antar dua kecamatan tersebut. Padahal pemasangan tanda itu penting untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan akibat genangan air pada beberapa bagian jalan yang mengalami kerusakan.
“Regulasinya kan jelas. Dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan telah menentukan kewajiban penyelenggara jalan untuk memasang tanda pada jalan rusak untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan. Jika penyelenggara jalan lalai tak memasang tanda kerusakan kemudian terjadi kecelakaan, bisa dipidana itu”, kata Suharinomo.
Lebih lanjut Ketua Fraksi PAN ini minta Pemkab untuk mendesak OPD terkait agar segera melakukan perbaikan jalan penghubung utama Arjasa-Kangayan untuk normalisasi jalur utama perekonomian yang selama ini terganggu akibat kondisi jalan yang rusak.
“Ya segera diperbaiki. Kalau tidak sanggup memperbaiki, maka pertanyaan saya, kemana bagi hasil migas, PAD dan sebagainya. Jalan penghubung utama antar dua kecamatan itu (Arjasa dan Kangayan) berfungsi sebagai urat nadi perekonomian masyarakat. Jangan biarkan (rusak) seperti itu”, tegas Suharinomo.
(Pewarta: Massurah)
