Dihadapan Kapolresta Warga Pancer Tetap Ngotot Tolak Tambang Gunung Salakan

BANYUWANGI | JATIM, suaramedia.id – Warga pancer berjaga untukĀ  penghadangan tim peneliti geologi dari Universitas Trisakti dan Karyawan PT BSI terkait pemasangan kabel untuk penelitian tekhnologi geolistrik.Ā 

Karena menurut warga, dengan adanya pertambangan emas diwilayahnya tidak membawa dampak positif, namun lebih banyak menimbulkan dampak negatif baik dari sisi sosial maupun kelestarian lingkungan hidup.Mereka menuntut pencabutan IUP PT  BSI dan PT DSI.

“Selama ini golden share yang dibicarakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tidak pernah dirasakan oleh warga Pancer. Hanya berupa Bus sekolah gratis padahal Dusun Pancer merupakan wilayah ring satu PT BSI,”  ujar Sugito warga Pancer.

Tuntuntan tersebut akhirnya mendapat respon Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syaifudin, S.IK, MH ,
BPBD Banyuwangi dan FORPIMKA Pesanggaran pada hari Senin (13/1/2020).

Agenda Kombes Arman yakni berdialog dengan warga tolak tambang, sosialisasi kebencanaan dan mendengar keluhan dari warga tolak tambang.

Kedatangan rombongan disambut oleh Kades Sumber Agung yakni Vivin Agustin dan warga Pancer. Vivin mengaku sangat sedih dan prihatin dengan apa yang dialami warganya itu.

“Saya sebenarnya nangis batin melihat warga saya sampai mengalami hal seperti ini, namun pak Kapolresta pasti bisa memahami keterbatasan kewenangan saya sebagai seorang kades, makanya saya mohon supaya harapan warga saya, agar Gunung Salakan dan sekitarnya tidak dijadikan perluasan areal tambang emas bisa bapak sampaikan kepada pihak-pihak yang lebih berwenangā€, ujarnya.

Sambutan tersebut disambung oleh beberapa warga yg ingin berdialog dengan BPPD Banyuwangi tentang jalur evakuasi.

Menurutnya ketika bencana tsunami warga harus mencari yang tinggi, sedangkan tempat tinggi yang kita miliki adalah kawasan gunung Salakan, apabila tempat tersebut ditambang kami mau lari kemana”?

Baca Juga..!  Kapolri Apresiasi Warga yang Pilih Dirawat di Isoter Karena Ikut Kendalikan Laju Covid-19

“Alasan kami menolak adanya tambang adalah tempat evakuasi, maka alasan kami agar dijadikan pertimbangan terkait rencana kegiatan pertambangan di Kawasan gunung Salakan,”ungkap Sukam warga Pancer.

BPBD Banyuwangi Eka Muharam menyampaikan, kami sangat mengerti apa yang dialami oleh warga. Menurutnya salah satu kawasan rawan bencana tsunami memang di Dusun Pancer sehingga Pemda Banyuwangi telah mengambil langkah langkah yaitu dengan memasang Early Warning System (EWS) dan rambu2 evakuasi sehingga apabila terjadi bencana dapat berjalan ke wilayah wilayah yang telah ditentukan.

” Kami datang kemari terkait hal memberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang kebencanaan, terkait dengan kelanjutan dan penghentian kegiatan pertambangan kita tidak berwenang dalam hal itu,” paparnya.

Pada kesempatan terakhir Kapolresta Banyuwangi juga menyampaikan banyak terima kasih kepada kepala desa dan warga atas sambutannya.

“Kami mendapat aspirasi dari warga yaitu  gunung Salakan jangan ditambang, aspirasi dari warga akan kami tampung dan akan kami sampaikan kepada pihak – pihak yang terkait ” Tegas Kapolresta.

Kapolresta menghimbau kepada warga untuk sabar dan berdoa untuk mendapatkan solusi terbaik bagi semuanya ujarnya.

(ipam)

Facebook Comments