Cemaskan Terjadinya Abrasi, Warga Tanjung Kait Resah dan Gelisah

TANGERANG | BANTEN, suaramedia.id – Pantai Tanjung Kait merupakan salah satu tempat wisatawan lokal, bahkan nama Pantai dibilangan pantura tsb, kini sudah cukup terkenal di sejumlah daerah daerah lainya.

Sejumlah warga pesisir berharap kepada Pemerintah Daerah maupun Pusat agar ada pembangunan penahan tembok laut ( Sea Wall), disisi sekitar jalan raya arah Desa Marga Mulya dan Pantai Tanjung Kait Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang.

Pasalnya, jika air laut sedang pasang (Rob), sampai kesisi jalan raya desa tersebut. Dan jika ini

dibiarkan, tidak menutup kemung
kinan jalan bisa hancur dan terputus, akibat gempuran ombak air laut di kawasan tsb.

Hal ini dibenarkan oleh Amsar salah seorang warga Desa Ketapang Mauk, Kabupaten Tangerang. Menurutnya, perlu ada nya perhatian khusus dari Dinas / instansi terkait baik pusat maupun daerah ” ujarnya kepada suaramedia.id minggu (4/4-21).

Lebih lanjut ia mengatakan, pantai tanjung kait, pasirnya sudah didominasi lumpur yang sangat kotor, sehingga membuat pantai tersebut nampak keruh dan bau tak sedap ungkapnya.

Hal itu disebabkan banyaknya oknum pedagang dan penjajah kuliner yang membuang sampah di lokasi tersebut, sehingga air laut terkontaminasi, sehingga berubah warna menjadi keruh kehitaman.

Padahal tambahnya lagi, adanya Pantai Tanjung Kait, sangat menguntungkan untuk menggali potensi bagi warga setempat hususnya, salah satunya dapat berniaga bermacam kuliner dan membuat kerajinan dari berbagai kulit kerang.

Namun disisi lain, Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang kuat, sehingga benturan ombak dapat merusak bibir panatai, hal itulah yang menjadi perbincangan sejumlah warga wilayah pesisir utara, karena jika dibiarkan secara perlahan pemukiman warga bisa terkikis habis akibat diterjang ombak yang keras.

Saat ini, Pantai Tanjung Kait setidaknya sudah mengalami abrasi kurang lebih 1,5 kilo meter sejak 11 tahun terakhir. Sekitar 1,5 kilo meter termasuk diwilayah Desa Karang Serang Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang, datarannya sudah digenangi air laut. Penyebab utama yakni, abrasi hidrodinamika gelombang air laut.

Hantaman ombak yang terjadi terus menerus yang mengenai daratan, dalam waktu yang lama, akan mengikis daratan itu sendiri.

Selain abrasi, juga turunnya permukaan tanah akibat pemompaan air tanah yang berlebihan, juga bisa merusak lantaran tidak adanya hutan mangrove disekitar pesisir pantai, serta penambangan pasir liar di dekat pantai, atau terjadi karena gejala alam lain nya.

Di wilayah ini nampak pohon mangrove belum secara merata, meski demikian, ada pula para mahasiswa dari berbagai daerah yang peduli untuk menanam mangrove diwilayah tersebut saat mengadakan KKN.

” Memang mangrove sangat efektif untuk meminimalisir terjadi abrasi karena berfungsi menguatkan struktur dasar pantai, sehingga mampu menahan terjangan angin dan vegetasinya yang dapat menahan ombak” katanya.

Selain menanam mangrove ada cara lainnya yang juga membantu meminimalisir abrasi, yaitu pembuatan Tanggul Laut (Sea Dike).

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai dijelaskan, bahwa Tanggul laut (Sea-Dike) adalah struktur pengaman pantai yang dibangun sejajar pantai dengan tujuan untuk melindungi dataran pantai rendah dari genangan yang disebabkan oleh air pasang, gelombang dan badai. Tanggul laut ini bisa menahan air laut saat gelombang air rob atau air pasang, bisa juga untuk mencegah penurunan tanah pada pantai, dan memperjelas batas kawasan pesisir.

Cara lainnya dengan membangun Tembok Laut (Sea Wall), adalah bentuk pertahanan pantai yang dibangun sejajar dengan pantai yang ingin dilindungi.

Tujuannya untuk melindungi pantai terhadap hempasan gelombang dan mengurangi limpasan genangan areal pantai yang berada di belakangnya. Selain itu, fungsi tembok laut juga untuk mencegah dan mengurangi limpasan serta genangan yang berada di areal pantai. Dengan demikian, mampu mencegah dan mengurangi abrasi dan sekaligus sebagai Pemecah Gelombang (break water), yang dibuat sejajar dengan pantai yang berada pada jarak tertentu dari garis pantai pungkasnya.

(wan)

Facebook Comments
Baca Juga..!  Masyarakat Pesisir Randusanga Kulon Brebes, Keluhkan Ratusan Hektar Tambak Rumput Laut Yang Tergerus Abrasi