TANGERANG | BANTEN, suaramedia.id – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Anak Bangsa untuk wilayah Kabupaten Tangerang, Mory Latupono prihatin adanya peristiwa pemutusan box Kwh listrik di SMAN 22 Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Pada Senin (11/5/20) sebagaimana yang diberitakan beberapa media online baru-baru ini.
Menurutnya, tagihan PLN senilai hampir sepuluh juta rupiah terhitung sejak bulan Februari sampai dengan Mei yang belum dibayarkan pihak sekolah tersebut dapat mengundang pertanyaan publik.
“Yang jadi pertanyaan lagi, kenapa pihak sekolah tersebut tidak memberikan penjelasan kepada para wartawan yang meliput, mengenai apa yang sebenarnya terjadi, kok kenapa seolah-olah menghindar dengan tidak memberi jawaban ketika dikonfirmasi,” ujar Mory Kamis, (14/5/20).
Seakan mewakili orang tua wali murid, Mory pun menanyakan kemana dana bantuan operasional sekolah dari pemerintah pusat maupun dana operasional sekolah dari pemerintah daerah untuk sekolah tersebut.
“Kalau dana BOS dan Bosda tahap pertama tahun ini sudah cair dari pemerintah. Yang jadi pertanyaan kemana anggaran untuk sarana dan prasarana termasuk biaya tagihan listrik sekolah itu, saya rasa para orang tua murid juga pasti bertanya-tanya, ini tugas kepala sekolahnya yang harus menjelaskan !,” katanya.
Lebih lanjut, ucap Mory, seraya menyemangati para awak media yang memberitakan, agar tetap semangat dan dapat mengungkap fakta sebenarnya dari kejadian tersebut.
“Kejadian ini harus menjadi pembelajaran bersama, terlebih terjadi di bidang pendidikan. Kawan-kawan wartawan selaku sosial kontrol masyarakat juga harus berani mengukap apa yang terjadi sebenarnya ada di balik ini. Temukan faktanya biar publik tau, kalau memang ada ketidakberesan dan cenderung ada unsur melawan hukum, tentunya kami mendukung dengan membuat surat ke pihak kepolisian dan inspektorat agar diperiksa,” tegasnya.
Sementara, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, bahwa dana BOS untuk SMA/SMK di Kabupaten Tangerang, per bulan Januari, Februari dan Maret sudah digelontorkan ke tiap-tiap sekolah.
Namun, sejak awal diberitakan, Cahya Budi Kepala sekolah SMAN 22 Pagedangan, Kabupaten Tangerang belum dapat dikonfirmasi wartawan. Bahkan aplikasi pesan dan dari sekian banyak nomor telepon miliknya seringkali tidak aktif.
Bersambung.
(Ksh)
