BMKG Kelas 1 Tangerang Beri Panduan Pengoprasian WRS di BPBD Kabupaten Tangerang

TANGERANG | BANTEN, suaramedia.id
Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Tangerang Suwardi S.Si memaparkan hasil monitoring BMKG untuk seluruh wilayah Indonesia menunjukkan selama periode 2008-2019, rata-rata dalam setahun terjadi gempa sebanyak 5.818 kali, gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 sebanyak 347 kali dan 2 tahun sekali terjadi gempa berpotensi tsunami. Sedangkan untuk wilayah Provinsi Banten pada periode tersebut rata-rata per tahunnya terjadi 177 gempabumi, 5 diantaranya merupakan gempabumi signifikan dengan magnitude diatas 5.0 dan satu kali gempa berpotensi tsunami dengan magnitude ≥ 6.5 pada tanggal 02 Agustus 2019.

Terkait kondisi wilayah Indonesia yang rawan gempa dan tsunami ini, lanjut Suwardi, BMKG memiliki tugas dan kewajiban dalam menyediakan informasi gempa dan peringatan dini tsunami yang tertuang dalam UU No. 31 Tahun 2009, dan Perpres No. 93 Tahun 2019.

Sebagai salah satu implementasi dari tugas dan kewajiban tersebut di atas, maka BMKG, kata Suwardi, melaksanakan kegiatan pemasangan alat penyebarluasan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami yaitu Warning Receiver System (WRS) di berbagai wilayah rawan gempa dan tsunami di Indonesia.

“Ini merupakan agenda Commissioning test sosialisasi terkait dengan panduan cara pengoperasian warning receiver system generasi baru di BPBD kabupaten tangerang, harapan kami dengan adanya peralat ini bisa menginformasikan terjadinya gempa bumi dan tsunami secara cepat, karena langsung terdeteksi melalui layar monitor serta dapat dihubungkan sebagai pemberitahuan kepada beberapa instansi pemerintah, institusi maupun pemangku kepentingan dalam waktu yang singkat,” kata Suwardi saat berada di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Senin (29/6/2020).

Dengan adanya alat WRS generasi baru, ungkap Suwardi, BMKG juga berharap bisa lebih mempermudah para pemangku kepentingan dalam mendapatkan informasi sehingga dengan cepat dapat mengevakuasi masyarakatnya apabila terjadi bencana.

Baca Juga..!  PWI Lebak Dapat Bantuan Alat Semprot Disinfektan

“Intinya peralatan generasi baru ini spesifikasinya lebih dari alat sebelumnya, real timenya menjadi kelebihan, gambar petanya ada bukan hanya teksnya saja dan dapat mendeteksi gempa-gempa kecil yang tidak terdeteksi oleh alat sebelumnya,” terangnya.

Untuk alat WRS generasi baru buatan tahun 2019 ini, jelas Suwardi, merupakan inovasi atau buah karya anak bangsa yang ada di BMKG dan khusus untuk di Provinsi Banten sendiri sudah ada 10 unit yang tersebar di tiap-tiap kantor BPBD termasuk di BMKG Kelas 1 Tangerang.

“Harapannya lagi dengan adanya alat ini dapat lebih meminimalisir resiko jatuhnya korban jiwa dikarenakan bisa mendeteksi waktu seperti kapan tsunami akan tiba di tempat tertentu,” ucapnya.

Sementara, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tangerang, Tifna Purnama mengutarakan seraya mengapresiasi panduan cara pengoprasian alat WRS yang dilakukan oleh jajaran BMKG Kelas 1 Tangerang.

“Dengan ada dan dioperasikannya alat ini tentunya diharapkan BPBD Kabupaten Tangerang semakin memiliki kemampuan untuk mendeteksi terjadinya bencana dengan sangat cepat, sehingga dapat melakukan upaya atau pengambilan keputusan sesegera mungkin dalam menanggulangi terjadinya bencana tersebut,” ungkapnya.

Dikatakannya lagi, selain WRS, BPBD Kabupaten Tangerang juga sudah memiliki alat pendeteksi bencana berupa Intensity Meter yang dapat digunakan untuk mengetahui intensitas gempa bumi dan untuk mengukur tingkat kerusakan akibat gempa bumi dalam satuan Modified Mercalli Intensity (MMI).

“Semua alat dari BMKG, kita juga sudah melakukan MoU kaitanya dengan langka antisipasi terjadi bencana, bukan hanya gempa bumi dan tsunami namun juga bencana lainnya seperti cuaca yang bisa berakibat menimbulkan jatuhnya korban jiwa,” tutur Tifna Purnama.

Kaitan pencegahan bencana alam, menurut Tifna, BPBD Kabupaten Tangerang juga tengah membuat program agar masyarakat teredukasi serta dapat terbiasa mempersiapkan langkah-langkah evakuasi apabila terjadi bencana dengan membentuk Destana (Desa Tangguh Bencana).

Baca Juga..!  PP Se-Kabupaten Tangerang Gelar Aksi Damai Kaitan Permintaan Maaf dan Pecat Junimart Girsang

“Adanya beberapa Desa dengan resiko bencana di Kabupaten ini, maka itu kami (BPBD Kabupaten Tangerang) juga sudah berencana mempersiapkan atau membentuk Destana di lebih dari 52 Desa, agar warga masyarakat nantinya juga bisa lebih siap dalam menghadapi bencana,” tutupnya.

(Ksh)

Facebook Comments