CILACAP | JATENG, suaramedia.id – Generasi muda atau generasi milenial yang sangat rentan terhadap arus global harus bisa membentengi diri agar tidak mudah terpengaruh oleh arus negatif yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu harus memiliki pengetahuan dan wawasan kebangsaan serta bela negara.
Hal itulah yang dilakukan Yonif 405/SK memalui Program Pembinaan Teritorial Satuan Non Kowil dengan memberikan pembekalan Wawasan Kebangsaan kepada siswa-siswi kelas X SMKN 1 Wanareja, di ruang sidang SMKN 1 Wanareja Cilacap. Jum’at (1/3/2019)
Bintara Pelatih (Batih) Kipan C Yonif 405/SK Serka Hardika selaku narasumber menaympaikan, bahwa Wawasan Kebangsaan mutlak dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia termasuk para siswa-siswi sekolah ini. Hal tersebut dilakukan agar para siswa memiliki rasa cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, paham akan ideologi Pancasila, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta memiliki kemampuan bela negara.
“Bila kita semua paham akan hal ini, niscaya kita tidak mudah terpengaruh terhadap arus global yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa”, tandasnya.
Ditambahkan Batih, bela negara tidak harus mengangkat senjata, tetapi sebagai seorang siswa cukup dengan berdisiplin, patuh dan taat pada aturan yang berlaku baik di sekolah maupun dilingungan masyarakat serta yang paling utama adalah rajin dan giat belajar. Itulah salah satu wujud bela negara, karena bila generasinya cerdas maka tidak akan mudah terpengaruh oleh siapapun, karena mereka bisa memilih dan memilah mana yang baik dan yang tidak.
Sementara itu, Bp Yudha Satya Graha menuturkan, generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang harus selalu diberikan pemahaman akan arti pentingnya wawasan kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagi seorang siswa yang nantinya akan meraih cita-cita demi kemajuan bangsa Indonesia harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta kesadaran akan bela negara.
Dengan pembekalan wawasan kebangsaan ini diharapkan dapat membentuk generasi muda yang bekarakter dan memiliki jati diri sebagai bangsa Indonesia, sehingga para siswa dapat memfilter proses akulturasi budaya global yang masuk ke Indonesia, pungkas Yudha.
(SKM)
